Tinta Embun

Sabtu, 10 Desember 2016

Kisah nyata, Ato dan dukun kibul




   Sebut saja ato bocah kecil berusia 10 tahun yang masih duduk dibangku kelas 4 SD sedang bersama teman-temannya hendak pergi ke sekolah. mulanya ato punya niatan untuk bolos sekolah dan pergi ke tempat bermain yang saat itu bernama dingdong. Namun ato mengurungkan niatnya karena dia takut jika tindakannya diketahui oleh kedua orangtua ato.

Sepulang dari sekolah ato masih memikirkan permainan  yang sudah membuatnya ketagihan itu. tanpa berpikir panjang dengan sisa uang jajan dan tabungan akhirnya ato memantapkan niatnya untuk tidak langsung pulang kerumah melainkan pergi  ketempat bermain yang jaraknya lumayan jauh dari rumah si ato. tak terasa hari semakin sore dan mendekati waktu maghrib, si ato pun keluar dari tempat bermain itu menuju gang depan. ato yang cemas melihat suasana yang mulai gelap merasa was-was untuk pulang kerumah. ato duduk di bawah pohon sambil mengikat tali sepatu dan terlintas dipikirannya untuk tidak pulang kerumah melainkan pulang ke rumah neneknya yang jaraknya sangat jauh berkisar 10km dari rumahnya.

"ehh.. pulang ga ya, aku takut emak marah. apa aku  pulang ke nenek saja ya. nenek ga mungkin marahin aku" gumam ato dalam hati.
Akhirnya ato mencari tukang becak untuk menghantarkan dia ke rumah neneknya
"Mang bisa antar aku ke desa pabean gak? aku mau ke rumah nenek, nanti yang bayar becaknya nenek" ujar ato kepada si tukang becak
"Sendirian dek? ayok saya hantar"

   Di perjalanan menuju rumah nenek suasana begitu mencekam, terdengar suara-suara jangkrik yang bersembunyi dalam semak belukar, gelap tanpa cahaya karena memang di kampung ato belum ada listrik .
Di becak mereka berbincang-bincang seputar kepergian ato ke neneknya.
Sedangkan di rumah ato emaknya panik mondar-mandir kesana-kemari menanyakan hilangnya ato. emak ato khawatir bahwa ato diculik oleh preman atau sejenis kolor ijo.

Tibalah seseorang datang  dirumah ato
"Bagaimana bu apakah ato sudah ditemukan? ".
"Belum pak, saya sudah datangi teman-teman sekolahnya. tapi, ga ada yang tau perginya ato" ujar emak ato yang terlihat panik dengan air mata yang sesekali diusapnya.
"Tadinya saya lihat anak ibu main disekitar pohon bambu deket kuburan, apa jangan-jangan dibawa wewe gombel ya?"  seru seseorang yang memakai sarung dengan obor ditangannya
"Wah benar. ya sepertinya begitu pohon itu kan angker, banyak setannya" sela salah satu orang dari dikerumunan.

Dengan sangat panik emak ato langsung masik kedalam rumah mengumpulkan panci, penggorengan, dan alat-alat dapur lainnya. emak bagi-bagikan kepada para tetangga satu per satu dan yang tidak kebagian lalu mengambil alat-alat dapur di rumahnya masing-masing. bersama para tentangga emak dan bapak ato beramai-ramai mengelilingi kampung sambil memukul-pukul panci, ember dll. memanggil nama ato dengan lantang dan berulangkali.
"brug brug brug brug (suara ember panci dll) brug brug brug brug, tong teng, tong teng. atooo.. atooo.. atooo..."
"Nak pulang nak, sudah malam mainnya besok lagi, pulang nak".
   Akhirnya ato sampai juga di rumah nenek. semua yang hadir di sana terkejut melihat kedatangan ato
"Ato? hei nak sama siapa kamu kesini? emak dan bapakmu mana? " tanya bibi ato
Ato hanya diam tidak menjawab. menunduk dengan wajah takut
"Pak becak kemana emak sama bapaknya"
"Saya ga tau bu, dia ga jawab pertanyaan saya, dia cuma bilang mau menginap di rumah nenek,  bapaknya nanti jemput. begitu katanya. saya mah nurut-nurut aja kan saya tukang becak" ujar pak becak
"Sudah-sudah bawa dia masuk kedalam, tanyakan padanya sudah makan atau belum,ini pak uang bayar becaknya. makasih sudah antar cucu saya kemari" Ucap sang kakek
Ato pun bergegas ke kamar mandi lalu menyantap makanan yang telah dihidangkan (laper ya to. heuheu).

   Back to home ato.
Terlihat para dukun telah berkumpul guna menerawang perginya ato yang dikira dibawa wewe gombel. ada yang berkomat-kamit dengan asap kemenyan yang dikibas kibas ke tiap sudut rumah, ada juga yang berdiam diri menghadap pohon depan rumah, ada juga yang duduk dengan kaki melipat dan kepala menunduk. (wah komplit juga ya kaya adegan di tipi tipi heuheu)
1 jam berlangsung si ato belum juga pulang. bapak ato tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya lalu bergegas pergi menaiki sepeda motor menuju rumah nenek ato. beliau ingin menyampaikan kabar berita tentang hilangnya ato
Sedangkan di rumah orang-orang masih terlihat ramai memanggil nama ato dengan tabuhan panci, wajan, dan sejenisnya (ga sayang ya bu itu kalo penyok sampai bolong nanti masaknya pake apa heuheu) ☺

   Tibanya bapak ato di sana disambut oleh mertua, dan iparnya
"Eh akang silahkan masuk, si ato juga baru aja tidur. tuh tengok saja di kamar depan"
sontak bapak ato kaget dengan mata terbelalak
"Hah? Ato ada di sini?  kedatangan saya kesini bermaksud memberitahu orang-orang di sini bahwa ato hilang sejak siang tadi" tegas bapak ato
Nenek, kakek dan orang-orang yang berada di sana  tertawa terbahak-bahak
"hahaha Sejak maghrib ato sudah di sini. sudah mandi, sudah makan. waktu baru datang saya tanyain tapi, dia ga mau jawab. ya sudah nanti saya bangunkan ato"
Ato pun dibangunkan dari tidurnya
"Ato! kamu ya anak bandel ayo pulang!" Sentak bapak ato dengan wajah malu
"Ga besok saja pulangnya, nunggu pagi?" tanya sang nenek
"nggak mak, nanti saja soalnya di rumah banyak orang sedang mencari ato" jawab bapak ato
"Saya pamit ya mak, maaf sudah merepotkan emak dan yang lainnya. nanti main lagi lain waktu"

   Ato bersama bapaknya lalu pulang. sesampainya di rumah orang-orang sangat  terkejut melihat kedatangan bapak ato membawa anaknya. apalagi emak ato yang sedaritadi menangis mengkhawatirkan hilangnya ato.
"Atooo.. ya ampun nak kemana saja kamu, setan apa yang bawa kamu, bilang sama emak" teriak emak ato sambil mengkorog-korog bahu ato (korog-korog;bahasa jawa; menggerak-gerakkan badan dengan kencang)
"Dia di rumah bapakmu, saya kesana dan ato sudah tidur" ucap bapak ato
"Coba katakan apa yang sudah terjadi to? jangan takut bicara nak"

Ato yang tegang melihat kerumunan orang tidak bisa berkata-kata,dengan tubuh gemetar ato pun menangis ketakutan.
Dan ternyata sang dukunpun gagal paham. mereka mengira si ato kerasukan!  heuheu..
"Wah dia kerasukan setannya. si setan nggak terima" seru dukun itu. ketiga dukun itu langsung mendekap tubuh ato dan mulai membacakan mantra. tangisan ato semakin menjadi-jadi (lah ya orang bocah sadar didekep-dekep gitu, atuh si pak dukun gimana)

Ato masih belum berhenti juga dari tangisnya. sehingga dukunpun mulai kelelahan
Si dukun pun memulai aksi tipuannya. ^pura-pura terpental!!^
"Waduh ini setannya kuat, penghuni pohon kuburan. sebentar heits keluar kau dari tubuh bocah ini,kasian dia masih kecil jangan dibawa"  lawan sang dukun (aduh kun pak dukun lebay deh ah si ato juga ga akan kemana kok)

Dukun satunya lalu meminumkan air putih jampi-jampi yang sudah ditiup entah dengan mantra apa yang jelas dia bacanya dengan suara pelan.
Namun ato menolak keras saat dukun hendak meminumkan airnya dengan kesal ato menampik gelas itu (ya iyalah orang semburannya kuat kok ato nya juga ga mau. kalo ada sesuatu yang jatuh ke airnya gimana )
"Hehh ngelawan ya.. minum minum, minum nak biar sembuh, ayo pintar"

   Singkat cerita
Ato yang mulai kelelahan dan takut sama kumis tebal mbah dukun akhirnya mau meminum air itu. dengan sisa isak tangis perlahan matanya sayup-sayup,  karena memang waktu mendekati tengah malam. dan atopun akhirnya tertidur dipangkuan emaknya tidak peduli pada para dukun yang masih sibuk berdiskusi berlagak sok pintar dan jago. padahal kenyataannya tuh dukun hanya berpura-pura alias kibul.

(Gak malu sama diri sendiri ya pak? padahal banyak panci tuh lumayan kan buat nutupin muka pak dukun. heuheu)
note : Kisah nyata yang saya rangkum dari kisah seseorang. beliau menceritakan kisah ini supaya orang-orang tidak mudah percaya begitu saja pada dukun. apalagi dengan meminta itu perbuatan syirkun akbar (syirik besar)
Dan kita berlindung daripada itu.
Selesai 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar